Mendalami Pengalaman Selama Berdinamika di Sekolah

oleh humas jb | Jun 8, 2022 | Berita

foto-detail

 Pada hari Jumat, 17 Maret 2023 seluruh staf pendidik dan karyawan SMA Kolese De Britto berkumpul untuk mengikuti kegiatan workshop atas bimbingan Bapak Drs. St. Kartono. Bertempat di ruang kaca SMA Kolese De britto, diadakannya pertemuan workshop ini dalam rangka penulisan refleksi pegawai yang akan dipublikasikan pada tanggal 19 Agustus 2023 mendatang atau bertepatan dengan acara puncak kegiatan Lustrum XV SMA Kolese De Britto. Refleksi ini juga akan melibatkan siswa dan orang tua siswa dalam penulisan. Bapak Kartono sebagai pemateri memaparkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam penulisan refleksi. 

Dalam workshop ini, Bapak Kartono menekankan bahwa menulis refleksi bukan hal yang sulit. Pegawai diminta untuk melihat dan memanfaatkan pengalaman kecil berkaitan dengan aktivitas praktik mendidik/bekerja. Pengalaman ini kemudian ditulis dan dibahas secara ringan tetapi tetap memberikan makna penting bagi pembaca. Tahap selanjutnya Bapak Kartono menjelaskan lebih detail mengenai poin penting apa saja yang perlu diperhatikan dalam penulisan refleksi melalui beberapa pertanyaan panduan. Pertanyaan panduan yang ada dapat dikatakan sebagai pertanyaan yang sederhana namun mendalam dan jelas harus autentik. Para guru dan karyawan pertama diajak untuk menyebutkan satu pengalaman atau peristiwa sederhana yang dialami selama berkarya di De Britto.

 Pengalaman sederhana yang dimaksud seperti bertemu siswa dan kolega atau terlibat dalam suatu kegiatan, kemudian dilanjutkan penjelasan mengapa satu  peristiwa itu bisa berkesan bagi mereka masing-masing. Selanjutnya para staf SMA Kolese De Britto  diminta untuk mencari semangat atau spiritualitas apa yang hadir dalam peristiwa yang ditulis dan apa saja yang dapat disyukuri dari peristiwa tersebut.  Terakhir apa harapan, tekad, atau niat yang muncul kedepannya mengenai De Britto berdasar pada pengalaman yang telah disebutkan sebelumnya. 

Seperti dalam contoh penulisan pengalaman Bapak Kartono yang mendidik murid autentik. “Autentik” yang bisa dimaknai sebagai dapat dapat dipercaya, asli, tulen, atau sah. Yang mengajarkan bahwa ruang kebebasan mesti diciptakan bagi para murid untuk bisa menghasilkan pribadi yang autentik karena disana ada kesempatan untuk murid dapat memilih dan menunjukan dirinya yang asli tanpa terbelenggu oleh gengsi. Rupanya begitu banyak murid yang masih memiliki pribadi yang tidak autentik karena tidak diberikan nya ruang kebebasan untuk bisa mengekspresikan dirinya sendiri. Sehingga menghasilkan sosok yang mudah terbawa arus masyarakat. Tentu tidak hanya murid, para guru mesti lebih dulu menjadi pribadi yang autentik untuk bisa menghasilkan murid yang autentik sehingga mampu mendorong murid untuk mandiri. 

img2

Lorem, ipsum.